Mata kuliah
IBD adalah salah satu mata kuliah yang membicarakan tentang nilai-nilai,
tentang kebudayaan tentang berbagai masalah yang dihadapi manusia dalam
hidupnya sehari-hari. Diharapkan mata kuliah ini dapat dijadikan sebagai bahasa
pemersatu bagi para akademisi dari berbagai lapangan ilmiah.
Dengan
mendapat mata kuliah IBD mahasiswa diharapkan memiliki latar belakang
pengetahuan yang cukup luas tentang kebudayaan Indonesia pada umumnya dan
menimbulkan minat mendalaminya lebih lanjut, agar dengan demikian mahasiswa
diharapkan turut mendukung dan mengembangkan kebudayaannya sendiri dengan
kreatif.
B. Pengertian
IBD
Ilmu Budaya Dasar
adalah pengetahuan yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian
umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah
manusia dan kebudayaan.
Istilah Ilmu Budaya
Dasar dikembangkan di Indonesia sebagai pengganti istilah Basic Humanities yang
berasal dari istilah bahasa Inggris “The Humanities”. istilah Humanities itu
sendiri berasal dari bahasa latin Humanus yang diartikan manusia, berbudaya dan
halus. Dengan mempelajari The Humanities seseorang akan bisa menjadi manusiawi,
lebih berbudaya dan lebih halus.
Prof. Dr. Harsya
Bachtiar mengemukakan bahwa ilmu pengetahuan di kelompokan menjadi tiga, yaitu:
1. Ilmu-ilmu Alamiah (natural science)
Ilmu-ilmu alamiah bertujuan untuk mengetahui
keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam alam semesta. untuk mengkajinya
digunakan metode ilmiah. contoh: astronomi, fisika, biologi, kedokteran, dan
lain-lain.
2. Ilmu-ilmu sosial (sosial science) Ilmu-ilmu sosial bertujuan untuk mengkaji
keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam hubungan antara manusia dan
lingkungan sosialnya. untuk mengkajinya digunakan metode ilmiah. contoh : ilmu
ekonomi, sosiologi, politik, hukum, psikologi, antropologi, dan lain-lain.
3. Pengetahuan budaya (the humanities) pengetahuan budaya bertujuan untuk memahami dan
mencari arti kenyataan-kenyataan yang bersifat manusiawi. untuk mengkajinya
digunakan metode pengungkapan peristiwa-peristiwa dan pernyataan-pernyataan
yang bersifat unik dan kemudian diberi arti. pengetahuan budaya dibatasi
sebagai pengetahuan yang mencangkup keahlian seni dan filsafat. keahlian
tersebut dapat dibagi-bagi ke dalam berbagai bidang keahlian, seperti seni
tari, seni rupa, dan seni musik, dan lain-lain.
C. Perbedaan
IBD dengan ilmu-ilmu sosial yang lain.
Ilmu Sosial Dasar adalah seluruh usaha sadar untuk
menyelidiki, menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia tentang masalah
sosial, dan juga membicarakan hubungan timbal balik antara manusia dengan
lingkungannya. Sedangkan Ilmu Budaya Dasar adalah pengetahuan yang diharapkan
dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang
dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan.
Jadi perbedaan antara ilmu sosial dasar dan ilmu
budaya dasar adalah ilmu budaya dasar mempelajari tentang masalah manusia yang
berkaitan dengan budaya dan dasar-dasarnya , sedangkan ilmu sosial dasar
mempelajari tentang masalah manusia dengan lingkungan sosialnya yang berisi pro
kontra.
D. Tujuan mata kuliah IBD
E. Ruang lingkup IBD
Berikut ruang
lingkup IBD :
1. Hakekat manusia yg satu atau universal
,akan tetapi yg beraneka ragam perwujudannya dalam kebudayaan masing-masing
zaman dan tempat .Dalam melihat dan menghadapi lingkungan alam , sosial dan
budaya , manusia tidak hanya mewujudkan kesamaan-kesamaan ,akan tetapi juga
ketidak seragaman yg diungkapkan secara tidak seragam ,sebagaimana yg terlihat
ekspresinya dalam berbagai bentuk dan corak ungkapan ,pikiran dan perasaan
,tingkah laku dan hasil kelakuannya.
2. Berbagai aspek kehidupan yg
seluruhnya merupakan ungkapan masalah kemanusiaan dan budaya yg dapat didekati
dengan menggunakan pengetahuan budaya (the humanities),baik dari segi
masing-masing keahlian (disiplin) didalam pengetahuan budaya ,maupun secara
gabungan (antar bidang) berbagai disiplin dalam pengetahuan budaya .
Rumusan masalah -masalah diatas yg akan dikaji dalam IBD diformulasikan kedalam suatu tema ,yaitu manusia sbg mahluk budaya .Tema ini dikembangkan lebih lanjut menjdai 8 pokok bahasan dan sub pokok bahasan ,yaitu :
Rumusan masalah -masalah diatas yg akan dikaji dalam IBD diformulasikan kedalam suatu tema ,yaitu manusia sbg mahluk budaya .Tema ini dikembangkan lebih lanjut menjdai 8 pokok bahasan dan sub pokok bahasan ,yaitu :
1. Manusia dan cinta kasih :
·
kasih
sayang
·
kemesraan
·
pemujaan
2. Manusia dan keindahan :
·
renungan
·
kehalusan
·
keserasian
3. Manusia dan penderitaan :
·
rasa
sakit
·
kesyahidan
·
siksaan
·
kesengsaraan
·
neraka
4. Manusia dan keadilan :
·
kejujuran
·
pemulihan
nama baik
·
pembalasan
5.
Manusia
dan pandangan hidup
·
cita-cita
·
kebajikan
6. Manusia dan tanggung jawab serta
pengabdian :
·
kesadaran
·
pengorbanan
7. Manusia dna kegelisahan :
·
keterasingan
·
kesepian
·
ketidakpastian
8. Manusia dan harapan
·
kepercayaan
·
harapan.
v
Pengertian manusia
Secara bahasa manusia
berasal dari kata “manu” (Sansekerta), “mens”(Latin),
yang berarti berpikir, berakal budi atau makhluk yang berakal budi (mampu
menguasai makhluk lain). Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep
atau sebuah fakta, sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus)
atau seorang individu. jadi pengertian manusia adalah mahluk
sebaik-baiknya yang luar biasa dan kompleks. Kita merupakan paduan
antara mahluk material dan mahluk spiritual. Dinamika manusia tidak
tinggal diam karena manusia sebagai dinamika selalu mengaktivisasikan dirinya.
v
Hakikat Manusia
Hakikat
manusia adalah pembentukan kebudayaan dikarenakan manusia dihadapkan pada
persoalan yang meminta pemecahan dan penyelesaian. Dalam rangka survive manusia
mampu memenuhi apa yang menjadi kebutuhannya sehingga manusia melakukan
berbagai cara.Dimana memiliki peran ataupun fungsi yang harus dijalankan oleh
setiap
manusia. Sesungguhnya hakikat manusia adalah
mahluk yang bertanggung jawab atas tindakannya dan manusia diberi naluri.
Hakikat manusia adalah sebagai berikut :
1.
Makhluk yang memiliki tenaga
dalam yang dapat menggerakkan hidupnya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
2.
Individu yang
memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah laku intelektual
dan sosial.
3.
yang mampu
mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif mampu mengatur dan mengontrol
dirinya dan mampu menentukan nasibnya.
4.
Makhluk yang dalam
proses menjadi berkembang dan terus berkembang tidak pernah selesai (tuntas)
selama hidupnya.
5.
Individu yang dalam
hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk mewujudkan dirinya
sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia lebih baik untuk ditempati
6.
Suatu keberadaan yang
berpotensi yang perwujudanya merupakan ketakterdugaan dengan potensi yang tak
terbatas
7.
Makhluk Tuhan yang
berarti ia adalah makhluk yang mengandung kemungkinan baik dan jahat.
8.
Individu yang sangat
dipengaruhi oleh lingkungan turutama lingkungan sosial, bahkan ia tidak bisa
berkembang sesuai dengan martabat kemanusaannya tanpa hidup di dalam lingkungan
sosial.
v
Kebudayaan bangsa
timur
Kepribadian bangsa
timur dapat diartikan suatu sikap yang dimiliki oleh suatu negara yang
menentukan penyesuaian dirinya terhadap lingkungan. Kepribadian bangsa timur
pada umumnya merupakan kepribadian yang mempunyai sifat toleransi yang tinggi.
Kepribadian bangsa timur, kita tinggal di Indonesia termasuk ke dalam bangsa
timur, dikenal sebagai bangsa yang berkepribadian baik. Di dunia bangsa timur
dikenal sebagai bangsa yang ramah dan bersahabat.
Bangsa timur identik
dengan benua asia yang penduduknya sebagian besar berambut hitam, berkulit sawo
matang dan adapula yang berkulit putih, bermata sipit. Sebagian besar cara
berpakaian orang timur lebih sopan dan tertutup mungkin karena orang timur
kebanyakan memeluk agama islam dan menjunjung tinggi norma-norma yang berlaku. Namun
di zaman yang sekarang ini orang timur kebanyakan meniru kebiasaan orang barat.
Kebiasaan orang barat yang tidak sesuai atau bertentangan dengan kebiasaan
orang timur dapat memengaruhi kejiwaan orang timur itu sendiri.
Pada umumnya
kepribadian bangsa timur adalah sangat terbuka dan toleran terhadap bangsa
lain, tetapi selama masih sesuai dengan norma, etika serta adat istiadat yang
ada. Namun walaupun kita sudah tahu banyak tentang kepribadian bangsa Timur
kita tidak bisa selalu beranggapan bahwa kebudayaan bangsa Timur lebih baik
dari bangsa Barat. Karena semua hal pasti ada sisi positif dan negatifnya.
Tidak ada di dunia ini yang sepenuhnya baik.
v
Pengertian kebudayaan
Kata budaya dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
diartikan sebagai pikiran, akal budi atau adat-istiadat. Secara tata bahasa,
pengertian kebudayaan diturunkan dari kata budaya yang cenderung menunjuk pada
pola pikir manusia. Kebudayaan sendiri diartikan sebagai segala hal yang
berkaitan dengan akal atau pikiran manusia, sehingga dapat menunjuk pada pola
pikir, perilaku serta karya fisik sekelompok manusia.
Beberapa pengertian kebudayaan, yaitu:
·
Kebudayaan adalah
cara berfikir dan cara merasa yang menyatakan diri dalam seluruh segi kehidupan
sekelompok manusia yang membentuk kesatuan sosial (masyarakat) dalam suatu
ruang dan waktu.
·
Kebudayaan sebagai
keseluruhan yang mencakup pengetahuan kepercayaan seni, moral, hukum, adat
serta kemampuan serta kebiasaan lainnya yang diperoleh manusia sebagai anggota
masyarakat.
·
Kebudayaan merupakan
hasil karya, rasa dan cipta masyarakat. Karya yaitu masyaraakat yang
menghasilkan tekhnologi dan kebudayaan kebendaan yang terabadikan pada
keperluan masyarakat. Rasa yang meliputi jiwa manusia yaitu kebijaksanaan yang
sangat tinggi di mana aturan kemasyarakatan terwujud oleh kaidah-kaidah dan
nilai-nilai sehingga denga rasa itu, manusia mengerti tempatnya sendiri, bisa
menilai diri dari segala keadaannya.
Pengertian kebudayaan tersebut bisa disimpulkan bahwa,
akal adalah sumber budaya, apapun yang menjadi sumber pikiran, masuk dalam
lingkup kebudayaan. Karena setiap manusia berakal, maka budaya identik dengan
manusia dan sekaligus membedakannya dengan makhluk hidup lain. Dengan akal
manusia mampu berfikir, yaitu kerja organ sistem syaraf manusia yang berpusat
di otak, guna memperoleh ide atau gagasan tentang sesuatu. Dari akal itulah
muncul nilai-nilai budaya yang membawa manusia kepada ketinggian peradaban.
Kebudayaan Indonesia adalah satu kondisi majemuk
karena ia bermodalkan berbagai kebudayaan, yang berkembang menurut tuntutan
sejarahnya sendiri-sendiri. Pengalaman serta kemampuan daerah itu memberikan
jawaban terhadap masing-masing tantangan yang memberi bentuk kesenian, yang
merupakan bagian dari kebudayaan.
v
Unsur-unsur
kebudayaan
Menurut Kluckhohn ada tujuh unsur dalam kebudayaan
universal, yaitu system religi dan upacara keagamaan, system organisasi
kemasyarakatan, system pengetahuan, system mata pencaharian hidup, system
tekhnologi dan peralatan, bahasa, serta kesenian. Untuk lebih jelas,
masing-masing diberi uraian sebagai berikut.
1. Sistem religi dan upacara keagamaan, merupakan produk manusia sebagai homo religious.
Manusia yang memiliki kecerdasan pikiran dan perasaan luhur, tanggap bahwa di
atas kekuatan dirinya terdapat kekuatan lain yang Mahabesar yang dapat
“menghitam-putihkan” kehidupannya. Oleh karena itu, manusia takut sehingga
menyembah-Nya dan lahirlah kepercayaan yang sekarang menjadi agama. Untuk
membujuk kekuatan besar tersebut agar mau menuruti kamauan manusia, dilakukan
usaha yang diwujudkan dalam system religi dan upacara keagamaan.
2. Sistem organisasi kemasyarakatan, merupakan produk dari manusia sebagai homo socius.
Manusia sadar bahwa tubuhnya lemah. Namun, dengan akalnya manusia membentuk
kekuatan dengan cara menyusun organisasi kemasyarakatan yang merupakan tempat
bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, yaitu meningkatkan kesejahteraan
hidupnya.
3. Sistem pengetahuan,
merupakan produk dari manusia sebagai homo sapiens. Pengetahuan dapat diperoleh
dari pemikiran sendiri, disamping itu dapat juga dari pemikiran orang lain.
Kemampuan manusia untuk mengingat apa yang telah diketahui, kemudian
menyampaikannya kepada orang lain melalui bahasa menyebabkan pengetahuan ini
menyebar luas.
4. Sistem mata pencaharian hidup, yang merupakan produk dari manusia sebagai homo
economicus menjadikan tingkat kehidupan manusia secara umum terus meningkat.
5. Sistem teknologi dan peralatan, merupakan produksi dari manusia sebagai homo faber.
Bersumber dari pemikirannya yang cerdas serta dibantu dengan tangannya yang
dapat memegang sesuatu dengan erat, manusia dapat menciptakan sekaligus
mempergunakan suatu alat. Dengan alat-alat ciptaannya itu, manusia dapat lebih
mampu mencukupi kebutuhannya daripada binatang.
6. Bahasa,
merupakan produk dari manusia sebagai homo longuens. Bahasa manusia pada
mulanya diwujudkan dalam bentuk tanda (kode), yang kemudian disempurnakan dalam
bentuk bahasa lisan, dan akhirnya menjadi bahasa tulisan.
7. Kesenian,
merupakan hasil dari manusia sebagai homo esteticus. Setelah manusia dapat
mencukupi kebutuhan fisiknya maka manusia perlu dan selalu mencari pemuas untuk
memenuhi kebutuhan psikisnya.
v Wujud
Kebudayaan
·
Gagasan (Wujud ideal)
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang
berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud
kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiranwarga
masyarakat. Jika masyarakat tersebut
menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan
ideal itu berada dalam karangan, dan buku-buku hasil karya para penulis warga
masyarakat tersebut.
·
Aktivitas (tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengansistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul denganmanusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati, dan didokumentasikan.
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengansistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul denganmanusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati, dan didokumentasikan.
·
Artefak (karya)
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret di antara ketiga wujud kebudayaan. Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud kebudayaan ideal mengatur, dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan karya (artefak) manusia.
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret di antara ketiga wujud kebudayaan. Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud kebudayaan ideal mengatur, dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan karya (artefak) manusia.
v
Orientasi nilai
budaya
Terdapat banyak nilai kehidupan
yang ditanamkan oleh setiap budaya yang ada di dunia. Nilai kebudayaan pasti
berbeda-beda pada dasarnya tetapi kesekian banyak kebudayaan di dunia ini
memiliki orientasi-orientasi yang hampir sejalan terhadap yang lainnya. Jika
dilihat dari lima masalah dasar dalam hidup manusia, orientasi-orientasi nilai
budaya hampir serupa.
Kluckhohn
dalam Pelly (1994) mengemukakan
bahwa nilai budaya merupakan sebuah
konsep beruanglingkup luas yang hidup dalam
alam fikiran sebahagian besar warga suatu masyarakat, mengenai apa yang
paling berharga dalam hidup. Rangkaian konsep itu satu sama lain saling
berkaitan dan merupakan sebuah sistem nilai – nilai budaya.
Secara fungsional
sistem nilai ini mendorong individu untuk
berperilaku seperti apa yang ditentukan. Mereka
percaya, bahwa hanya dengan berperilaku seperti itu
mereka akan berhasil (Kahl, dalam Pelly:1994). Sistem nilai itu menjadi pedoman
yang melekat erat secara emosional pada diri seseorang atau sekumpulan orang,
malah merupakan tujuan hidup yang diperjuangkan. Oleh karena itu, merubah
sistem nilai manusia tidaklah mudah, dibutuhkan waktu. Sebab, nilai – nilai
tersebut merupakan wujud ideal dari lingkungan
sosialnya. Dapat pula dikatakan bahwa
sistem nilai budaya suatu
masyarakat merupakan wujud konsepsional
dari kebudayaan mereka, yang seolah – olah berada diluar dan di atas para
individu warga masyarakat itu.
Lima Masalah Dasar Dalam Hidup yang Menentukan
Orientasi Nilai Budaya Manusia ( kerangka Kluckhohn )
a)
Hakekat Hidup
1. Hidup itu buruk
2. Hidup itu baik
3. Hidup bisa buruk dan baik, tetapi manusia tetap harus
bisa berikthtiar agar hidup bisa menjadi baik.
4.
Hidup adalah pasrah
kepada nasib yang telah ditentukan.
b)
Hakekat Karya
1. Karya itu untuk menafkahi hidup
2. Karya itu untuk kehormatan.
c)
Persepsi Manusia
Tentang Waktu
1. Berorientasi hanya kepada masa kini. Apa yang
dilakukannya hanya untuk hari ini dan esok. Tetapi orientasi ini bagus karena
seseorang yang berorientasi kepada masa kini pasti akan bekerja semaksimal
mungkin untuk hari-harinya.
2. Orientasi masa lalu. Masa lalu memang bagus untuk
diorientasikan untuk menjadi sebuah evolusi diri mengenai apa yang sepatutnya
dilakukan dan yang tidak dilakukan.
3. Orientasi masa depan. Manusia yang futuristik pasti
lebih maju dibandingkan dengan lainnya, pikirannya terbentang jauh kedepan dan
mempunyai pemikiran nyang lebih matang mengenai langkah-langkah yang harus di
lakukann nya.
d)
Pandangan Terhadap
Alam
1. Manusia tunduk kepada alam yang dashyat.
2. Manusia berusaha menjaga keselarasan dengan alam.
3. Manusia berusaha menguasai alam.
e)
Hubungan Manusia
Dengan Manusia
1. Orientasi kolateral (horizontal), rasa ketergantungan
kepada sesamanya, barjiwa gotong royong.
2. Orientasi vertikal, rasa ketergantungan kepada
tokoh-tokoh yang mempunyai otoriter untuk memerintah dan memimpin.
3. Individualisme, menilai tinggi uaha atas kekuatan
sendiri.
4. Berbagai kebudayaan
mengkonsepsikan masalah universal
ini dengan
berbagai
variasi yang berbeda – beda. Seperti
masalah pertama, yaitu mengenai hakekat hidup manusia. Dalam
banyak kebudayaan yang dipengaruhi oleh agama Budha misalnya, menganggap hidup
itu buruk dan menyedihkan. Oleh karena itu pola kehidupan masyarakatnya
berusaha untuk memadamkan hidup itu guna mendapatkan
nirwana, dan mengenyampingkan
segala tindakan yang dapat menambah rangkaian
hidup kembali (samsara) (Koentjaraningrat, 1986:10). Pandangan
seperti ini sangat mempengaruhi wawasan dan
makna kehidupan itu secara keseluruhan. Sebaliknya banyak
kebudayaan yang berpendapat bahwa hidup itu baik. Tentu konsep – konsep
kebudayaan yang berbeda ini berpengaruh pula pada sikap dan wawasan mereka.
5. Masalah kedua mengenai hakekat kerja atau karya dalam
kehidupan. Ada kebudayaan yang memandang bahwa kerja itu sebagai usaha untuk
kelangsungan hidup (survive) semata. Kelompok ini kurang tertarik kepada kerja
keras. Akan tetapi ada juga yang menganggap kerja untuk mendapatkan status,
jabatan dan kehormatan. Namun, ada yang berpendapat bahwa kerja untuk
mempertinggi prestasi. Mereka ini berorientasi kepada prestasi bukan kepada
status.
6. Masalah ketiga mengenai orientasi manusia terhadap
waktu. Ada budaya yang memandang penting masa lampau, tetapi ada yang melihat
masa kini sebagai focus usaha dalam perjuangannya. Sebaliknya ada yang jauh
melihat kedepan. Pandangan yang berbeda dalam dimensi waktu ini sangat
mempengaruhi perencanaan hidup masyarakatnya.
7. Masalah keempat berkaitan dengan kedudukan fungsional
manusia terhadap alam. Ada yang percaya bahwa alam itu dahsyat dan mengenai
kehidupan manusia. Sebaliknya ada yang menganggap alam sebagai anugerah Tuhan
Yang Maha Esa untuk dikuasai manusia. Akan tetapi, ada juga kebudayaan ingin
mencari harmoni dan keselarasan dengan alam. Cara pandang ini akan berpengaruh
terhadap pola aktivitas masyarakatnya.
8. Masalah kelima menyangkut hubungan antar manusia.
Dalam banyak kebudayaan hubungan ini tampak dalam bentuk orientasi berfikir,
cara bermusyawarah, mengambil keputusan dan bertindak. Kebudayaan yang
menekankan hubungan horizontal (koleteral) antar individu, cenderung untuk
mementingkan hak azasi, kemerdekaan dan kemandirian seperti terlihat dalam
masyarakat – masyarakat eligaterian. Sebaliknya kebudayaan yang menekankan
hubungan vertical cenderung untuk mengembangkan orientasi keatas (kepada
senioritas, penguasa atau pemimpin). Orientasi ini banyak terdapat dalam
masyarakat paternalistic (kebapaan). Tentu saja pandangan ini sangat
mempengaruhi proses dinamika dan mobilitas social masyarakatnya.
9. Inti permasalahan disini seperti yang dikemukakan oleh
Manan dalam Pelly (1994) adalah siapa yang harus mengambil keputusan. Sebaiknya
dalam system hubungan vertical keputusan dibuat oleh atasan (senior) untuk
semua orang. Tetapi dalam masyarakat yang mementingkan
kemandirian individual, maka keputusan dibuat dan diarahkan
kepada masing – masing individu.
v
Perubahan kebudayaan
Perubahan kebudayaan adalah suatu keadaan dalam
masyarakat yang terjadi karena ketidaksesuaian diantara unsur-unsur kebudayaan
yang saling berbeda sehingga tercapai keadaan yang tidak serasi fungsinya bagi
kehidupan.
Contoh :
Masuknya
mekanisme pertanian mengakibatkan hilangnya beberapa jenis teknik pertanian
tradisional seperti teknik menumbuk padi di lesung diganti oleh teknik “Huller”
di pabrik penggilingan padi. Peranan buruh tani sebagai penumbuk padi jadi
kehilangan pekerjaan.
Semua terjadi karena adanya salah satu atau beberapa
unsur budaya yang tidak berfungsi lagi, sehingga menimbulkan gangguan
keseimbangan didalam masyarakat. Perubahan dalam kebudayaan mencakup semua
bagian yaitu kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi dan filsafat bahkan
perubahan dalam bentuk juga aturan-aturan organisasi sosial.
Perubahan kebudayaan akan berjalan terus-menerus
tergantung dari dinamika masyarakatnya. Ada faktor-faktor yang mendorong dan
menghambat perubahan kebudayaan yaitu :
a) Mendorong perubahan kebudayaan.
Adanya unsur-unsur kebudayaan yang memiliki potensi
mudah berubah, terutama unsur-unsur teknologi dan ekonomi ( kebudayaan
material). Adanya individu-individu yang mudah menerima unsur-unsur perubahan
kebudayaan, terutama generasi muda. Adanya faktor adaptasi dengan lingkungan
alam yang mudah berubah.
b) Menghambat perubahan kebudayaan.
Adanya unsur-unsur kebudayaan yang memiliki potensi
sukar berubah seperti adat istiadat dan keyakinan agama. Adanya
individu-individu yang sukar menerima unsur-unsur perubahan.
Ada juga faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya
perubahan kebudayaan, yaitu :
1) Faktor Internal
§ Perubahan Demografis.
Perubahan demografis disuatu daerah biasanya cenderung
terus bertambah, akan mengakibatkan terjadinya perubahan di berbagai sektor
kehidupan misalnya di bidang perekonomian contohnya pertambahan penduduk akan
mempengaruhi persedian kebutuhan pangan, sandang dan papan.
§ Konflik Sosial.
Konflik sosial dapat mempengaruhi terjadinya perubahan
kebudayaan dalam suatu masyarakat. Misalnya konflik kepentingan antara kaum
pendatang dengan penduduk setempat didaerah transmigrasi. Untuk mengatasinya
pemerintah mengikutsertakan penduduk setempat dalam program pembangunan
bersama-sama para transmigran.
§ Bencana Alam.
Bencana alam yang menimpa masyarakat dapat
mempengaruhi perubahan. Misalnya bencana banjir, longsor, letusan gunung
berapi. Masyarakat akan dievakuasi dan dipindahkan ketempat yang baru,
disanalah mereka harus beradaptasi dengan kondisi lingkungan dan budaya
setempat sehingga terjadi proses asimilasi maupun akulturasi.
§ Perubahan Lingkungan Alam.
Perubahan lingkungan ada beberapa
faktor misalnya pendangkalan muara sungai yang membentuk delta, rusaknya hutan
karena erosi atau perubahan iklim sehingga membentuk tegalan. Perubahan
demikian dapat mengubah kebudayaan yang disebabkan karena kebudayaan mempunyai
daya adaptasi dengan lingkungan setempat.
2) Faktor Eksternal.
§ Perdagangan.
Indonesia terletak pada jalur perdagangan Asia Timur
denga India, Timur Tengah bahkan Eropa Barat. Itulah sebabnya Indonesia sebagai
persinggahan pedagang-pedagang besar selain berdagang mereka juga
memperkenalkan budaya mereka pada masyarakat setempat sehingga terjadilah
perubahan budaya dengan percampuran budaya yang ada.
§ Penyebaran Agama.
Masuknya unsur-unsur agama Hindu dari India atau
budaya Arab bersamaan proses penyebaran agama Hindu dan Islam ke Indonesia
demikian pula masuknya unsur-unsur budaya barat melalui proses penyebaran agama
Kristen dan kolonialisme.
§ Peperangan.
Kedatangan bangsa Barat ke Indonesia umumnya menimbulkan
perlawanan keras dalam bentuk peperangan. Pada suasana tersebut ikut masuk pula
unsur-unsur budaya bangsa asing ke Indonesia.
v Kaitan manusia dan kebudayaan
Manusia dan kebudayaan pada hakekatnya memiliki
hubungan yang sangat erat dan hampir semua tindakan dari seorang manusia itu
adalah merupakan kebudayaan. Manusia mempunyai empat kedudukan terhadap
kebudayaan yaitu :
1. Penganut kebudayaan.
2. Pembawa
kebudayaan
3. Manipulator
kebudayaan.
4. Pencipta
kebudayaan.
Kebudayaan manusia itu menciptakan
suatu keindahan yang biasa kita sebut dengan suatu seni. Keindahan atau seni
dibutuhkan oleh setiap manusia agar kehidupan yang dijalaninya menjadi indah.
Manusia dan keindahan memang tak bisa dipisahkan sehingga diperlukan
pelestarian bentuk keindahan yang dituangkan dalam berbagai bentuk kesenian
(seni rupa, seni suara maupun seni pertunjukan) yang nantinya manjadi bagian
dari kebudayaannya yang dapat dibanggakan.
Dalam hubungannya dengan lingkungan, manusia merupakan
suatu oganisme hidup. Terbentuknya pribadi seseorang dipengaruhi oleh
lingkungan bahkan secara ekstrim dapat dikatakan, setiap orang berasal dari
satu lingkungan, baik lingkungan vertikal (genetika, tradisi), horizontal
(geografik, fisik, sosial), maupun kesejarahan. Tatkala seoang bayi lahir, ia
merasakan perbedaan suhu dan kehilangan energy. Oleh karena itu ia menangis,
menuntut agar perbedaan itu berkurang dan kehilangan itu tergantikan. Dari sana
timbul anggapan dasar bahwa setiap manusia dianugerahi kepekaan untuk membedakan
( sense of discrimination ) dan keinginan untuk hidup. Untuk dapat hidup, ia
membutuhkan sesuatu. Alat untuk memenuhi kebutuhan itu bersumber dari
lingkungan.
Manusia dan kebudayaan merupakan salah satu ikatan
yang tak bisa dipisahkan dalam kehidupan ini. Manusia sebagai makhluk Tuhan
yang paling sempurna menciptakan kebudayaan mereka sendiri dan melestarikannya
secara turun menurun. Budaya tercipta dari kegiatan sehari hari dan juga dari
kejadian-kejadian yang sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa.
Kebudayaan berasal dari kata budaya yang berarti
hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Definisi Kebudyaan itu
sendiri adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi
sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam
kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Namun kebudayaan juga
dapat kita nikmati dengan panca indera kita. Lagu, tari dan bahasa merupakan
salah satu bentuk kebudayaan yang dapat kita rasakan.
Sebuah kebudayaan besar biasanya memiliki
sub-kebudayaan atau biasa disebut sub-kultur, yaitu sebuah kebudayaan yang
memiliki sedikit perbedaan dalam hal perilaku dan kepercayaan dari kebudayaan
induknya. Munculnya sub-kultur disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya karena
perbedaan umur, ras, etnisitas, kelas, aesthetik, agama, pekerjaan, pandangan
politik dan gender,
Ada beberapa cara yang dilakukan masyarakat ketika
berhadapan dengan imigran dan kebudayaan yang berbeda dengan kebudayaan asli.
Cara yang dipilih masyarakat tergantung pada seberapa besar perbedaan
kebudayaan induk dengan kebudayaan minoritas, seberapa banyak imigran yang
datang, watak dari penduduk asli, keefektifan dan keintensifan komunikasi antar
budaya, dan tipe pemerintahan yang berkuasa.
§ Monokulturalisme.
Pemerintah mengusahakan terjadinya asimilasi
kebudayaan sehingga masyarakat yang berbeda kebudayaan menjadi satu dan saling
bekerja sama.
§ Leitkultur (kebudayaan inti).
Sebuah model yang dikembangkan oleh Bassam Tibi di
Jerman. Dalam Leitkultur, kelompok minoritas dapat menjaga dan mengembangkan
kebudayaannya sendiri, tanpa bertentangan dengan kebudayaan induk yang ada
dalam masyarakat asli.
§ Melting Pot.
Kebudayaan asing berbaur dan bergabung dengan
kebudayaan asli tanpa campur tangan pemerintah.
§ Multikulturalisme.
Sebuah kebijakan yang mengharuskan imigran dan
kelompok minoritas untuk menjaga kebudayaan mereka masing-masing dan
berinteraksi secara damai.
Referensi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar